Bukan Rayuan Gombal




Kata-kata terindah dari seorang kekasih adalah saat merayu.
Bagaimana ia mengucap seribu puisi untuk memikat hati.
Dan bahkan menjadi berlebihan dan tidak masuk akal.
Tapi mungkin sudah jadi fitrahnya dua kekasih untuk senang merayu dan senang dirayu.
Smbil berkata “GOMBAL” tapi senyumnya begitu lebar.
dan hatinya tumbuh sejuta bunga seluas langit biru.
pejagailmu.blogspot.com
Itu rayuan kekasih.

Namun pernahkah kita merayu Alloh?
Atau saat kita butuh sesuatu bagaimana kita berdoa?
Apakan meminta?atau memaksa?

Seorang sufi  Abu Ali Al-Hasan ibnu Hani Al-Hakami, dengan nama samaran Abu Nawas.  Ulama besar termasyhur masa Khalifah Abasiyah Harun Al-Rasyid
Menuliskan sebuah pujian dan doa bagaimana merayu Alloh

Wahai Tuhanku, aku tidaklah pantas menjadi ahli surge
 Tapi aku pun tidak kuat masuk kedalam api neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dosaku bagaikan bilangan pasir
 Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Dan umurku ini berkurang setiap hari
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku, Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu
Mengakui atas segala dosa dan sebenar-benarnya telah memohon kepada Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
 Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

Sungguh indah rayuan ini, bagaimana ke Tauhidan dibangun, kepasrahan di rentangkan dan harapan dijunjung tinggi.
Syair ini yang kita kenal dengan Al I’tiraf atau Pengakuan


pejagailmu.blogspot.com
 (penjagailmu)