ketika GALAU sudah terkalahkan



 
pejagailmu.blogspot.comKetika kekasih yang sangat dicintai pergi hancurlah hati
Ketika kebutuhan rumah tangga merampas kantong hingga kosong.
Ketika Harta yang dikumpulkan hangus terbakar.
Ketika ketika semua cobaan ditimpakan kepadamu.
Hati seakan remuk tak berbentuk.
Kemana harus melangkah?
Siapa yang harus disalahkan?

Begitulah sekiranya gambaran ketika kita dilanda musibah dan kegalauan. Tentulah banyak sekali pertanyaan di benak kita.

Memang Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.

Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun pernah mengalami keadaan yang demikian, yaitu pada tahun ke-10 masa kenabiannya.Beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid. Hingga pada masa ini masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita).

Dan juga Sahabat Abu Bakar, ketika sedang melakukan perjalanan hijrah bersama Rasulullah di saat berada di dalam gua Tsur, Abu bakar  merasa sangat cemas dan khawatir karena kejaran kaum Musyrikin memburu Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.
Allah Ta’ala berfirman:

 , “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin bisa menjadi Renungan  untuk kita bahwa dalam setiap masalah apapun yang kita hadapi, dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.

ALLOH pun telah mengajarkan pada kita tentang  ilmu bagaimana mengatasi kegalauan dan kegundahan hati bila kesedihan itu tiba.

pertama Sabar
Sungguh sabar mampu memberi ketengan jiwa dan dengan sabar kita akan mampu berfikir jernih dan ALLOH sangat sayang dengan orang yang sabar.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).

kedua Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika kita menghadapi persoalan, Biasanya kita akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya.
Namun sungguh ALLOH telah mengingatkan kita dalam ayat yang salalu kita baca dalam sholat.
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
Maka ALLOH lah sebaik-baiknya tempat mengadu karena sesungguhnya ALLOH Maha Sempurna, Segalanya mudah bagi ALLOH.

ketiga Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, bahwa setiap sesuatu yang menimpa diri kita ada maksud baik ALLOH dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Sebagaimana firman-Nya;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).

keempat Dzikrullah (Mengingat Allah)
Ini adalah Janji ALLOH, bahwa dengan mengingat Alloh Hati dan diri kita akan merasa tenang.
Cobalah untuk mengucap kalimah Dzikir yang paling mudah sebut nama ALLOH atau Subhanalloh, Alhamdulillah, Allohu akbar dan sebagainya. agar lisan dan hati kita basah dengan mengingat ALLOH hingga ketentramanpun menyelimuti diri kita.
Alloh berfirman :
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Demikianlah Alloh mengajarkan pada diri kita agar kita mampu menghadapi setiap kegalauan dan kesedihan kita. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan ilmu dan kasih sayang tiada batas.(penjaga ilmu)