(obrolan seorang sahabat dengan rekan kerjanya)
Alhamdulillah
ana masih bisa menikmati makan jatah kantor bersama-teman siang itu.
Dhuhurannya??? Alhamdulillah sudah sebelum makan. Selesai makan siang anapun
kembali ke ruang kerja. Sebuah sekat yg diisi dua orang. Hanya ada ana dan
seorang bapak usia 40an yg duduk persis di sebelah kanan ana.
Bapak ini bertubuh tinggi besar, berkumis, pandai ngendiko boso kromo alus, suaranya ibarat kata Mbak Syahrini Arwana, cetar membahana
wueleh wueleh... Bertemu
beliau, mengantarkan memori ana pada tokoh Werkodoro dalam kisah pewayangan.
Tau Werkudoro toh? Klo gak tau yasudahlah, ndak papa. Lagian ana jg ndak hendak
membahas WerkuDORO, WerkuELANG, WerkuBEO, atau Werku-werku yang lain, he.
Adalah salah satu nasihat sang Bapak yg hendak ana ceritakan disini.
Siang itu beliau memberi nasihat khusus buat kita para ikhwan.
Anggap saja judulnya “Kita Lelaki”. Klo ada yg mau kasih judul lain juga boleh,
silakan… silakan… dipilih… dipilih…
Setelah makan siang biasanya kami ngobrol dalam sekat ruang
kerja kami. Ana sebagai anak muda (ngakunya) tentu lebih banyak mendengar dan
mengambil pelajaran dari beliau. Ceritapun diiringi makan jajan ringan yg
beliau bawa dari rumah.
Wokeh… mari kita mulai ceritanya… Selamat menyimak dengan tidak
perlu seksama. Disambi makan kacang dua kelinci juga boleh. Monggo…
“Mas wahyu, udah punya pacar belum?”
“Mboten pacaran pak,mangke mawon menawi pun siap nikah lah..,
langsung mawon, he”
“Hmm… Bagus mas… Gini mas wahyu, kita sebagai lelaki harus
benar-benar menghilangkan pemikiran mencari istri karena anak orang kaya, terus
pengin dapat warisannya atau anak terakhir biar dapat rumahnya. Itu artinya
mental kita lemah mas. Lelaki itu harus kuat mentalnya. Apapun kondisi kita.
Biarpun kita lemah secara ekonomi ataupun secara fisik, kita sebagai lelaki
harus bermental kuat. Kita musti menjadi pemimpin yg baik bagi rumah tangga
kita. Dan modal pertama pemimpin yg baik adalah kuat secara mental. Model
lelaki yg mengharapkan harta dari orang tuanya atau mertuanya adalah model
lelaki lemah,”
“Lelaki yg bermental kuat, akan memiliki kemandirian dalam
hidupnya. Dirinya akan terus berkembang bersama jiwa kemandiriannya. Baginya
pantang menggantungkan kehidupannya pada orang lain, termasuk pada orang
tuanya, mertuanya atau saudara-saudaranya mas,”
“Lelaki yang bermental kuat, akan menjadi pemimpin rumah tangga
yang bijaksana dan solutif dalam menyelesaikan permasalahan rumah tangga. Ia
tidak mudah menyerah, tdk mudah menyandarkan masalah rumah tangganya pada sikap
saling menyalahkan, atau mencari kambing hitam…”
“Gitu mas wahyu…”
“Injih pak, leres... tp klo kebetulan dapat anak orang kaya
gimana pak?he...”
……………. (lanjutan ceritanya rahasia Negara, bahkan Ibu Negarapun
gak boleh tau. he)
(penjagailmu dari wahyu setiawan)