Tangga Kepemimpinan
1. Pemimpin yang
Dicintai
Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi
Anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.
Pada tahap ini
Akan membentuk sifat pemimpin yang adil dan bijaksana.
Pengikutnya akan merasa senang untuk berada didekatnya.
Pengikutnya akan mengikuti kita karena merasakan sebentuk
perhatian yang tulus kasih sayang dan kejujuran.
Mampu menunjukan kepedulian sosial dengan ketulusan hatinya.
Mampu memupuk hubungan yang baik dengan sahabat dan
lingkungan sosialnya
“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih saying”. ( QS Al
Balad 17 ).
2. Pemimpin yang Dipercaya
Seseorang yang memiliki integritas tinggi adalah yang dengan
penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa
yang ia cita-citakan.
Integritas adalah sebuah kejujuran
Integritas tidak pernah berbohong
Integritas adalah kesesuaian antara kata kata dan perbuatan
yang menghasilkan kepercayaan.
Pada tahap ini
Mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan
langkahnya
Orang lain akan melihat bagamana komitmen Anda
Dari komitmen tersebut orang akan menilai dan memutuskan
untuk mengikuti atau tidak mengikuti Anda.
Membuat Anda dipercaya dan dengan kepercayaan ini orang lain
akan mengikuti kita dengan sendirinya
“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk
memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan
mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. “(QS Al An`am 48)
3. Pembimbing
Pemimpin yang berhasil bukanlah yang berhasil dari sisi luas
atau tidaknya kekuasaanya namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi
dan kekuatan kepada orang lain.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan
tingkat ini
Sumber daya manusia yang berkualitas
Sarana dan prasarana
Ilmu yang berguna
Pada tahap ini
Puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk
Terbentuknya kader kader penerus perjuangan yang berdedikasi
tinggi
Harus sudah memiliki prinsip yang kuat dan benar yaitu
Tawakkal kepada Alloh.
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila
mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung”. (QS An Nur 51)
4. Pemimpin yang Berkepribadian
Disiplin pribadi adalah suatu hal yang datang terlebih
dahulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum
berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus mampu mengenal secara
mendalam siapa dirinya.
Sebelum ia memimpin orang lain ia harus lebih dulu memimpin
ke dalam.
Pekerjaan inilah yang sebenarnya paling berat : memimpin
diri sendiri melawan hawa nafsu.
Disiplin adalah bagaimana mencapai apa yang sungguh sungguh
diharapkan dengan melakukan hal hal yang tidak diinginkan.
Musuh yang paling berat sebenarnya adalah diri sendiri, dan
seorang pemimpin harus mengenali siapa lawan siapa kawan termasuk dalam dirinya
sendiri. Tanpa pengetahuan tentang hal ini maka ia akan menjadi budak dari
pemikiran yang diciptakannya sendiri.
Pada tahap ini
Mampu mengontrol dirinya.
Mampu mengenali dirinya secara mendalam.
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan
kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan …” (QS Al
Baqoroh 119)
5. Pemimpin Abadi
Pemimpin abadi adalah yang cara berfikir dan pengaruhnya
akan terus berjalan sampai akhir zaman.
Pada tahap ini
Ajakan serta nasihatnya akan terasa mengalir begitu alamiah.
Pengikutnya akan merasakan aroma kenenaran dari setiap
ucapnnya.
Berpikiran dan berhati jernih.
Pemimpin Abadi tercermin dari kepemimpinan Rosululloh SAW.
Beliau bukan hanya seorang pemimpin manusia namun ia adalah pemimpin segenap
hati manusia.
“Dan sesungguhnya kau (Muhammad) mempunyai berbudi pekerti
yang agung”. (QS Al Qolam 4)
Tentang cara kepemimpinan Rosululloh SAW semuanya tersimpul
dalam cerita yang diambil dari Ali bin Abi Thalib Kw,
*
Ma`rifat adalah modalku
Akal pikiran adalah sumber agamaku
Rindu kendaraanku
Berdzikir kepada Alloh adalah kawan dekatku
**
Keteguhan perbendaharaanku
Duka adalah kawanku
Ilmu adalah senjataku
Ketabahan adalah pakaianku
***
Kerelaan sasaranku
Faqir adalah kebanggaanku
Menahan diri adalah pekerjaanku
Keyajinan makananku
****
Kejujuran perantaraku
Ketaatan adalah ukuranku
Berjihad perangaiku
Dan hiburanku adalah dalam sembahyang