coretan sahabat : Persahabatan Yang Indah



Teringat cerita tentang turunnya wahyu terakhir, QS. Al Maidah ayat 3.
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu”

Hari itu mayoritas sahabat Nabi Muhammad SAW merasa bahagia.Tafsir secara bahasa (lughoh) ayat ini memang mengabarkan sebuah kebahagiaan. Hari itu, Islam telah menjadi agama yang sempurna…

Para sahabat marasa gembira dengan ayat ini.
Tapi, lain dengan sahabat yang satu ini... Bukan kebahagiaan yang tersirat di wajahnya ketika mendengar ayat itu. Justru sebaliknya. Setelah mendengar wahyu terakhir ini, ia segera pulang dan masuk kedalam kamarnya. Meluapkan isi hatinya, dan menangislah sahabat ini di dalam kamarnya.

Sahabat yang lainpun bertanya-tanya dengan sikapnya. Lalu ia menjelaskanya, dan Nabi Muhammad SAW membenarkannya.
Ia sadar betul bahwa secara hakikat ada makna lain dari ayat itu. Bahwa bila telah sempurna sebuah urusan, maka selesailah urusan itu. Dan bila telah selesai sebuah urusan maka akan segera datang sebuah perpisahan.
Ia sadar betul bahwa ayat ini memberikan kabar bahwa tugas kenabian kekasihnya Muhammad SAW telah selesai. Bahwa manusia mulia yang dicintainya itu akan segera berpisah dengannya. Bahwa tempatnya berbagi, penuntun dan penerang jiwanya akan menemui Robbnya. Sang pelita ummat yang tulus hatinya, murni cintanya pada umatnya, yang dulu dikejar-kejar, bersembunyi dalam gua berdua, sebentar lagi akan meninggal dunia.

Keindahan tafsir jiwa sahabat ini kemudian memenuhi jiwa sahabat lainya, memaksa air cinta keluar dari mata mereka, generasi terbaik umat Islam. Dan keindahan cinta merekapun dicatat oleh sejarah.
Sebuah tafsir jiwa yang hanya bisa ditangkap oleh kelembutan jiwa. Kelembutan yang hadir lantaran beningnya cinta dan tingginya iman terhadap kerosulan Muhammad SAW. Maka wajarlah bila dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa keimanan sahabat ini dibanding dengan seluruh keimanan sahabat yang lain masih tetap lebih besar iman sahabat yang kurus tapi tegas dan pemberani ini. Khulafaurrosyidin pertama umat Islam. Sayyidina Abu Bakar r.a. Sahabat terdekat insan utama pilihan Alloh SWT, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Allohumma sholli ‘ala sayyidina wa maulana Muhammad SAW. Wardhollohumma ‘an sadatina abi bakrin wa umaro wa ustmana wa ‘aliyyin wa ‘anishshohabati ajma’in. Aamiin (penjaga ilmu dari wahyu setiawan)